Pengertian dan Bagian – Bagian Panca Nyama Brata
Panca Nyama Bratha adalah lima pengendalian diri pada tingkat rohani. Adapun bagian - bagiannya Akrodha, Guru Sursura, Sauca, Aharalagawa dan Apramda.

Om Swastyastu. Dalam Tri Kerangka Dasar Agama Hindu terdapat ajaran Susila. Ajaran Susila / Etika merupakan pedoman untuk memahami, mengalami dan mengamalkan ajaran Agama Hindu secara utuh dalam hidup atau kehidupan sehari - hari. Salah satu bagian dari ajaran Susila yaitu Panca Nyama Bratha. Panca Nyama Brata adalah lima pengendalian diri pada tingkat rohani. Pengedalian diri tersebut bertujuan untuk dapat tercapainya ketenangan dan ketentraman batin. Adapun bagian - bagiannya yaitu Akrodha, Guru Sursura, Sauca, Aharalagawa, dan Apramada.

Pengertian Panca Nyama Brata

Panca Nyama Brata terdiri dari kata Panca artinya Lima, Nyama artinya pengendalian diri bersifat batiniah, dan Brata artinya keinginan atau kemauan. Jadi Panca Nyama Brata adalah lima keinginan pengendalian diri yang bersifat batiniah.

 

Dalam Agama Hindu terdapat ajaran pengendalian diri. Terdapat dua bagian pengendalian diri tersebut, yaitu pengendalian diri secara lahir atau Yama dan pengendalian diri secara batin atau Nyama. Panca Nyama Brata tergolong pengendalian diri tingat batiniah. Pengedalian secara batiniah bertujuan untuk mencapai kebahagiaan secara skala dan niskala.

 

Keduan bagian pengendalian terebut, yaitu Panca Yama Brata dan Panca Nyama Brata sebenarnya saling ketergantungan. Sebelum kita mampu mengendalikan diri tingkat rohani atau batiniah, kita harus mampu mengendalikan diri tingat lahiriah. Sehingga sebelum memahami ataupun menerapan ajaran Panca Nyama Brata, kita juga harus paham tentang ajaran Panca Yama Brata.

 

Tujuan ajaran Panca Yama Brata dan Panca Nyama Brata yaitu untuk mengembangkan atau membina sifat - sifat bakti kepada Tuhan melaluin pengendalian keinginan dan melakukan pantangan - pantangan menurut Agama Hindu. Pengendalian lahir dan batin harus mampu kita lakukan, dan harus mampu di satu padukan. Agar mampu tercapainya kebahagiaan dalam kehidupan.

 

Dalam Waraspati Tattwa 61 menjabarkan tentang bagian - bagian dari Panca Nyama Bratha. Yaitu sebagai berikut :

Akrodha Guru Sursura Saucam Aharalagawa Apramadasca pancaite Niyama parikirtitah.

Wraspati Tattwa 61

Artinya : Akrodha namanya tidak marah, Guru Sursura namanya bakti berguru. Saucam namanya melakukan japa, membersihkan badan. Aharalagawa ialah tidak banyak - banyak makan. Apramadha namanya tidak lalai (Sura. 2001:82).

Bagian - Bagian Panca Nyama Brata

Akroda

Akroda artinya tidak marah atau mampu mengendalikan sifat - sifat yang membuat marah. Salah satu contoh sifat marah yaitu mudah tersinggu. Apapun yang orang lain ucapkan kepada kita, kita selalu menganggap hal itu semua pemicu kemarahan. Janganlah mudah tersinggu pada ucapan orang lain, apalagi kita belum tahu kenyataannya. Jika ucapan orang lain merupakan kenyataan pahit, terimalah itu semua dan jadikan hal itu sebagai pembelajaran untuk membenahi diri.

 

Rasa marah berasa dari dalam diri sendiri, dan untungnya rasa yang berasal dari dalam diri sendiri bisa kita kendalikan. Berusahalan mengendalikan rasa amarah tersebut. Karena bagaimanpun sesuatu hal di luar diri kita, contohnya ucapan ataupun prilaku orang lain. Hal tersebut tidak bisa kita kendalikan, tetapi cara kita meresponnya mampu kita kendalikan. Untuk itu, janganlah cepat marah terhadap kejadian tertentu, tetapi berusaha mencari hal positif dari kejadian tersebut.

Guru Sursura

Guru sursura artinya hormat dan berbakti kepada para guru, serta berarti menaruh perhatian terhadap ajaran dan nasehat guru. Seorang guru pastinya membimbing dan mengajarkan kebenaran pada anak didiknya. Karena bagaimanapun dalam kehidupan ini tidak pernah lepas dari bimbingan orang lain. Terutama bimbingan dari kesalahan yang kita lakukan, ataupun bimbingan dari seseorang yang berpengalaman pada bidang tertentu.

 

Terdapat empat Guru yang harus kita hormati, antara lain :

  1. Guru Reka atau Guru Rupaka, artinya Ayah dan Ibu yang telah melahirkan, merawat kita dari baru lahir sampai tumbuh dewasa. Karena jasa beliau bukankan sudah sewajarnya untuk hormat kepada beliau.
  2. Guru Pengajian atau Guru Waktra artinya Ibu / Bapak Guru sekolah, ataupun seseorang yang mengajarkan pada bidang tertentu dari tidak bisa menjadi paham. Selain itu yang termasuk guru pengajian adalah Para Sulinggih atau Para Resi yang telah menyebarkan ajaran weda.
  3. Guru Wisesa, artinya Pemerintah yang telah memberikan perlindungan kepada setiap warganya. Contohnya Kadus, Kepada Desa, Camat, Bupati, Gubernur, Presiden dan Pejabat lainnya.
  4. Guru Swadhyaya artinya guru alam semesta yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Sauca

Sauca berasal dari kata "suc" artinya bersih atau suci secara lahir maupun batin. Sehingga sauca dapat berarti kemurnian dan kesucian secara lahir batin. Sebenarnya banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mencapai kesucian lahir maupun batin. Contohnya, rajin membersihkan badan dapat menyucikan jasmani kita. Melakukan persembahyangan untuk menyucikan batin (rohani), mengamalkan ajaran agama dan menghindari pikiran - pikiran negatif dapat menyucikan batin kita.

 

Sebelum melaksanakan kesucian secara rohani, adakalanya kita melakukan penyucian secara jasmani. Contohnya melakukan penyucian berdasarkan konsep Tri Kaya Parisudha yaitu penyucina pikiran (manacika), perkataan (wacika) dan perbuatan (kayika). Saat kita mampu melakukan penyucian ketiga hal tersebut, maka akan memberikan ketenangan saat melakukan penyucian rohani. Tidak baik rasanya ketika kita melakukan persembahyangan, tetapi pikiran, perkataan dan perbuatan kita masih kotor.

 

Aharalagawa

Aharalagawa berasal dari kata "Ahara" artinya makan, dan "Lagawa" artinya ringan. Jadi Aharalagawa artinya makan secara ringan / cukup dan tidak makan secara berlebihan. Seperti kita ketahuan, apapung yang berlebihan pasti tidak baik. Begitu halnya saat kita mengkonsumsi makan secara berlebihan. Pastinya akan menyebabkan munculnya berbagai penyakit, seperti kegemukan.

 

Jadi penjabaran bagian Panca Nyama Brata yang keempat ini, yaitu untuk mampu mengendalikan kerakusan. Terutama hal - hal yang sifatnya berlebihan. Oleh sebab itu, pentingnya untuk mengendalikan makanan yang kita konsumsi. Saat badan kita sehat, maka pikiran maupun tindakan kita mampu berlaksana dengan baik.

 

Apramadha

Apramadha artinya tidak ingkar maupun mengabaikan kewajiban. Hal ini berarti melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan tugasnya. Salah satu contoh saat kita menempuh pendidikan (brahmacari), maka kita berkewajian untuk belajaran dengan giat, agar ilmu tersebut bisa bermanfaan bagi semua orang.

 

Sadarilah tugas hak dan kewajiban kita, apapun yang kita kerjakan saat ini bertanggung jawablah. Saat menjadi pelajar bertanggung jawablah dengan tugas - tugas seorang siswa. Saat bekerja bertangung jawablah dengan pengerjaan - pekerjaan kita. Dengan berusaha melakukan kewajiban sendiri dan menghormati kewajiban orang lain, maka akan tercapainya keharmonisan.

Kesimpulan

Panca Nyama Brata merupakan pengendalian diri tingkat batiniah. Bertujuan untuk pencapai kebahagian secara skala dan niskali. Jadi Kebahagian tingat batin berarti mampu mengendalikan keinginan yang berlebihan dalam diri. Adapun bagian - bagian dari Panca Nyama Brata yaitu : (1). Akroda artinya tidak marak / mengendalikan kemarahan, (2). Guru Sursura artinya hormat dan mengamalkan ajaran para Guru, (3). Sauca artinya bersi dan suci, (4). Aharalagawa artinya tidak makan berlebihan, dan (5). Apramada artinya tidak mengabaikan kewajiban.

 

Sebelum mampu mengendalikian diri Tingat Batin, ada baiknya kita harus mampu mengendalikan tingkat lahiriah, yaitu mengamalkan ajaran Panca Yama Brata. Setelah kita mampu mengamalkan ajaran Panca Nyama Brata dan Nyama Brata, maka akan mencapai pengendalian diri secara lahir dan batin. Sehingga akan mencapai keharmonisan dan kesejahtraan dalam kehidupan.  Om Shanti-Shanti-Shanti Om

Daftar Pustaka

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top