Memaknai Hari Raya Purnama dan Tilem
Hari Raya berdasarkan Bulan / Sasih memiliki makna kebersihan lahir dan batin, serta akan mempengaruhi kebersihan diri kita.
Om Swastyastu

Umat Hindu memiliki sejumlah hari Raya yang perayaannya menggunakan Pawukon (Wuku), jatuhnya setiap 6 bulan sekali. Serta Umat Hindu memiliki hari raya yang jatuh perayaannya menggunakan perhitungan bulan atau Sasih, yang datangnya setiap 1 tahun sekali. Hari Raya berdasarkan Bulan yaitu Hari Raya Purnama dan Tilem memilki makna yang sangat penting, Oleh karenanya Umat Hindu sangat memaknai hari raya yang jatuh setiap Purnama dan Tilem.

Berdasarkan pemujaan, pada Hari Raya Purnama umat Hindu memuja Sang Hyang Chandra. Sedangkan pada Hari Raya Tilem umat Hindu memuja Sang Hyang Surya. Beliau, baik itu Sang Hyang Chandra dan Sang Hyang Surya merupakan manifestasi Ida Sang Hyang Widi Wasa. Manifestasi beliau berfungsi sebagai pelebur segala kotoran (mala). Serta pada hari tersebut, baik itu pada Hari Raya Purnama ataupun Tilem hendaknya mengadakan upacara persembahyangan.

Sloka dalam Kitab Sundarigama, menyebutkan tentang hari Raya Purnama dan Tilem, yaitu sebagai berikut :

Muah ana we utama parersikan nira Sanghyang Rwa Bhineda, makadi, Sanghyang Surya Candra, atita tunggal we ika Purnama mwang Tilem. Yan Purnama Sanghyang Wulan ayoga, yan ring Tilem Sanghyang Surya ayoga ring sumana ika, para purahita kabeh tekeng wang akawangannga sayogya ahening-hening jnana, ngaturang wangi-wangi, canang biasa ring sarwa Dewa pala keuannya ring sanggar, Parhyangan, matirtha gocara puspa wangi
Artinya : Ada hari-hari utama penyelenggaraan upacara persembahyangan sejak dulu sama nilai keutamaanya yaitu hari Purnama dan Tilem. Pada hari Purnama, bertepatan dengan Sanghyang Candra beryoga dan pada hari Tilem, bertepatan dengan Sanghyang Surya beryoga memohonkan keselamatan kepada Hyang Widhi. Pada hari suci demikian itu, sudah seyogyanya kita para rohaniawan dan semua umat manusia menyucikan diri secara lahir batin dengan melakukan upacara persembahyangan dan menghaturkan yadnya kehadapan Hyang Widhi.

Makna Hari Raya Purnama

Perayaan hari Raya Purnama dan Tilem selalu bergiliran. Setelah perayaan hari Raya Tilem, maka akan merayakan hari Raya Purnama. Begitupun sebaliknya, perayaan dari Purnama ke Tilem yang selalu bergiliran. Ibarat jatuh perayaannya dari Tilem ke Purnama yaitu 15 hari. Secara astronomi, bulan Purnama terjadi karena posisi bulan berada di belakang Bumi jika ditinjau dari posisi Matahari. Dengan membentu satu garis lurus antara Matahari, Bumi dan Bulan, dengan posisi Bumi berada di tengah. Selain itu, bulan Purnama juga disebut Full Moon.

Kalangan Umat Hindu sangat meyakinan hari - hari suci yang jatuh pada bulan Purnama. Sehingga hari raya yang jatuh pada setiap Bulan Purnama disebut dengan "Dewasa Ayu". Adapun pemujaan pada Purnama (Sukla Paksa) yaitu memuja manifestasi Ida Sang Hyang Widi Wasa sebagai Sang Hyang Chandra dan Sang Hyang Ketu. Beliau merupakan Dewa kecermelangan, serta untuk memohon cahaya suci, kesempurnaan, berkah dan karunianya.

Beberapa Pura Kahyangan Jagat yang melakasanakan piodalan berdasarkan sasih atau purnama, tepatnya perayaan setiap Purnama Sasih Kapat yaitu Pura Tirta Empul, Pura Pucak Mangu, Pura Lempuyang Madia, Pura Pulaki, Padma Tiga Penataran Agung Besakih, dan sejumlah Pura lainnya.

Makna Hari Raya Tilem

Pada saat bulan baru atau bulan mati  (Kresna Paksa), jika kita tinjau dari segi astronomi maka posisi Bulan berada di tengah atau di antara Matahati dan Bumi. Sehingga pada malam hari mengalami gelap gulita tanpa adanya Bulan. Pada fase ini, Bulan akan menghalangi cahaya Matahari yang seharusnya menyinari Bumi. Sehingga posisi Bulan yang di lihat dari Bumi tidak memperoleh sinar Matahari. Selain itu, saat bulan mati disebut juga New Moon.

Adapun maksud dari Umat Hindu melaksanakan persembahan pada hari Raya Tilem yaitu bertujuan untuk penyucian diri, terutama penyucian rohani. Agar suatu saat nanti ketika rohnya meninggalkan dunia, tidak memperoleh jalan sesat (Neraka). Tetapi memperoleh jalan ke swarga loga oleh Sang Hyang Yamadimati (berdasarkan lontar Purwan Tattwa Wariga). Karena dengan penyucian rohani secara tulus iklas, maka akan mampu berprilaku baik di Dunia ini. Denga prilaku baik di Dunia ini, makan secara tidak langsung kita mengumpulkan buah - buah karma baik. Hasih buah karma tersebutlah yang akan menentukan kita, apakah kita memperoleh neraka ataupun swarga loka.

Hari Suci Umat Hindu yang perayaannya setiap Tilem yaitu :
  1. Hari Siwaratri, yang perayaanya setiap purwaning Tilem Kepiti,
  2. Tawur Kesanga, yang perayaanya setiap Tilem Kesanga,
  3. Panca Wali Krama, perayaanya setiap 10 tahun sekali serta jatuh perayaanya pada panglong ping 15 Tilem Sasih Kasanga,
  4. Eka Dasa Rudra, perayaanya setiap 100 tahun sekali serta jatuh perayaanya pada Tilem Kesanga.

Kesimpulan

Kebersihan lahir dan batin sangat mempengaruhi segala tindakan kita. Dengan memiliki kebersihan lahir dan batin yaitu melalui penyucian diri pada Hari Raya Purnama dan Tilem. Maka akan mempengaruhi kebersihan diri kita, terutama akan mempengaruhi kebersihan jiwa kita. Sehinga akan mempengaruhi kebersihan pikiran, perkataan, dan tindakan kita (konsep Tri Kaya Parisudha). Dengan pikiran yang baik, akan mempengaruhi segala ucapan dan tindakan diri kita. Hal itu berarti, sebelum kita mampu mengendalikan pikiran kita, ada kalanya kita harus memiliki kebersihan lahir dan batin terlebih dahulu.

Selain itu, Adanya Purnama dan Tilem ataupun adanya siklus terang dan gelap. Dengan memahami siklus tersebut, kita sebagai manusia agar mampu mengerti siklus kehidupan kita sendiri. Ibarat siklus terang dan gelap yang selalu bergiliran, serta siklus tersebut yang memiliki sifat tidak permanen. Jika saat ini kita dalam posisi gelap, ataupun mengalami kesulitan dalam kehiduapan. Selalu ingatlah bahwa kesulitan tersebut tidak permanen adanya. Karena setiap kesulitan pasti akan ada jalan keluarnya, dan setelahnya akan menemukan penerangan dari masalah yang kita hadapi. Begitupun sebaliknya, saat kita berada pada posisi terang atau keberhasilan. Janganlah terlalu membanggakan diri tentang kesuksesan dan bersikaplah sewajarnya. 

OM-Shanti-Shanti-Shanti-Om

Scroll to Top