Makna Banyu Pinaruh
Setelah hari Saraswati, Umat Hindu melaksanakan pembersihan diri. Karena dengan kebersihan diri, akan meyadarkan manusia untuk lebih bijaksana.

Om Swastyastu

Banyu pinaruh berasal dari kata Banyu yang artinya air (kehidupan), sedangkan Pinaruh artinya Ilmu Pengetahuan. Sehingga Banyu Pinaruh dapat berarti bentuk permohonan untuk memperoleh air ilmu pengetahuan, permohonan ini tepatnya setelah perayaan Hari Suci Saraswati. Saat Banyu Pinaruh atau setelah hari Saraswati, Umat Hindu melaksanakan pembersihan diri. Karena dengan kebersihan diri dengan Ilmu Pengetahuan, akan meyadarkan manusia untuk lebih bijaksana.

Pada saat banyu pinaruh, Masyarakat Bali melaksanakan upacara pengelukatan ke sumber mata air, seperti pantai atau ke sumber mata air kelebutan. Pengelukatan tersebut pertujuan untuk memohon kebersihan diri maupun kebersihan rohani. Agar mampu memberikan kesadaran diri untuk memperoleh kebijaksanaan lewat ilmu pengetahuan.

Menurut Pandita Sidemen, pengelukantan bertujuan untuk melebur mala. Menurut Bliau, tempat atau lokasi untuk melebur mala yaitu di Laut atau Segara. Dengan melaksanaan banyu pinaruh di Laut, maka dapat melebur dasa mala. Melalui proses tersebut akan terwujudnya keseimbangan diri secara lahir maupun batin.

Seperti kita ketahuan, pelaksanaan Banyu Pinaruh merupakan rentetan upakara hari Raya Saraswati. Tepatnya pelaksanaannya setelah hari Raya Saraswati. Hal itu berarti, sebelum hari Raya Saraswati juga terdapat hari raya lainnya. Yakni sebelum mencapai puncaknya. Ada baikknya, sebelum membahas pelaksanan Banyu Pinaruh, kita terlebih dahulu mengetahui rangakian hari - hari sebelum Raya Saraswati, bahkan sampai setelah hari Raya Saraswati.

Pelaksanaan Sebelum Hari Raya Saraswati

Sebelum mencapai puncak hari raya, yaitu pada Hari Raya Saraswati. Sebenarnya rangkaian hari Raya Saraswati dimulai seminggu sebelumnya. Tepatnya pada hari Minggu, Redite Kliwon Watugunung. Ini menceritakan gugurnya Watugunung setelah berperang melawan Dewa Wisnu. Serta kita dapat memaknai, kita harus menghilangka ego terlebih dahulu apabila kita ingin menjadi pribadi bijaksana.

Selanjutnya pada hari Senin yaitu Sandung Watang. Sangdung Watang dapat berarti sosok mayat, serta mayat juga berarti Maya yaitu ketidak sadaran atau tidak berpengetahuan. Hal itu berarti, dengan Ilmu Pengetahuan-lah dapat menghilangkan Maya tersebut.

Selanjutnya pada hari Selasa yaitu Paid-Paidan. Paid-Paidan bermakna keraguan. Hal ini berarti, unsur Maya dapat menggagalkan umat untuk menerima Ilmu Pengetahuan. Sebagai contoh malas belajar yang berarti pertempuran keyakinan antara unsur ingin belajara dan unsur tidak ingin/ malas belajar. Jadi kedua unsur tersebut saling bertempur. Jika kita memberikan rasa malas menguasai kita hal itu berarti Mayalah yang menguasai kita.

Selanjutnya pada hari Rabu yaitu Buda Urip. Pada Hari tersebut Watugunung dihidupkan kembali. Hal tersebut bermakna kebangkitan Buddhi dalam diri manusia untuk menerima Ilmu Pengetahuan.

Selanjutnya pada hari Kamis yaitu Petegtegan. Petegtegan berarti perunungan batin, ketetapan jiwa setelah bangkit ataupun dapat melewati segala keraguan diri. Sehingga akan mencapai ketetapan hati untuk memperoleh Ilmu Pengetahuan.

Selanjutnya pada Hari Jumat atau sehari sebelum hari Raya Saraswati yaitu Pengredana. Pada Hari ini Watugunung menyembah Dewa Siwa. Dewa Siwa Juga disebut Bhata Guru, yang berarti Guru dari semua Guru. Hal tersebut juga bermakna untuk menghormati guru kita, Baik itu Guru di Sekolah, Dosen ataupun seeorang yang memberikan bimbingan kepada kita.

Jika kita simpulkan rangkaian sebelum hari Raya Saraswati. Hal tersebut berarti pelaksanaanya seminggu sebelumnya. Memulai untuk melawan ego dalam diri, melawan keraguan dalam diri dan mulai memantapkan diri untuk menerima Ilmu Pengetahuan pada Hari Raya Saraswati.

Hari Raya Saraswati

Sebelum kita membahas makna pengelukanan, adakalan kita membahasa tentang Hari Raya Saraswati. Karena Hari Raya Saraswati merupakan cikal bakal untuk melakukan proses pengelukanan. Seperti kita ketahui, Hari Raya Saraswati mengandung makna turunya Ilmu Pengetahuan, sekaligus sebagai bentuk penghormata kepada Dewi Pengetahuan yaitu Dewi Saraswati.

Hari Raya Saraswati tergolong hari raya penting Bagi Umat Hindu. Karena pada hari raya tersebut, umat Hindu meyakini turunnya Ilmu Pengetahuan Suci yang dituju kepada Umat Manusia. Selain itu, hari Raya ini juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa dengan manifestasi beliau sebagai Dewi Saraswati. Karena telah menganugrahkan vidya (Ilmu Pengetahuan), kecerdasa, ataupaun Idep kepada Umat Manusia.

Pelaksanaan banyu Pinaruh

Sehari setelah pelaksanaan Hari Raya Saraswati yaitu Banyu Pinaruh. Banyu Pinaruh yaitu proses pengelukatan setelah memperoleh Ilmu Pengetahuan, atau istilahnya Wisuda.

Setiap manusia pasti memiliki sifat yang kotor. Entah memiliki pikiran negatif, ucapatan, ataupun prilaku yang negatif.Semua manusia pastinya memiliki sifat - sifat tersebut. Karena alasan tersebutlah perlu melaksanakan pengelukata, dengan harapan untuk menghilangkan sifata - sifat tersebut. Agar manusia mampu bersih secara jasmani ataupun rohani. Sehingga manusia kembali bersih dan suci.

Selain itu, tujuan pengelukatan yaitu untuk lebih mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Karena Beliaulah Maha Suci yang merupakan sumber segala kesucian. Bagaimana caranya kita mendekatkan diri kepada Beliau, jika jasmani maupaun rohani kita tidak dibersihkan.

Dikutip dari Manawa Dharmasastra pada Buku V Solka 109,

Adbhirgatrani cuddhyanti manah yati, widyatapobhyam bhutatma, buddhir jnanena cuddhyati.
Artinya : Cara untuk membersihan tubuh adalah dengan air, membersihkan pikiran dengan mencari kebenaran, membersihkan jiwa dengan pelajaran suci dan tapa brata, dan meningkatkan keceradasan dengan pengetahuan yang benar.

Apabilan mendalami kutipan sloka tersebut, serta kita mampu mendalami makna perayaan sebelum Hari Raya Saraswati dan bahkan setelahnya yaitu pelaksanaan Banyu Pinaruh. Proses Banyu Pinaruh juga merupakan proses pembersihan diri dengan melaksanakan pengelukatan ke sumber mata air, sehingga . Ibarat, apagunnya kita melawan Maya, memantapkan diri untuk memperoleh Ilmu Pengetahuan, dan merayakan Hari Raya Suci Saraswati. Tetapi diri kita tidak dibersihkan dengan air suci.

Ibarat lain. Apagunanya kita berpakaian menarik, bermerek. Jika diri kita tidak pernah mandi ataupun membersihkan diri. Bukankan hal tersebut membuat kita tidak menarik. Bukankan lebih baik kita rajin membersihkan diri, ataupun pintar memiliki pakaian yang sesuai dengan diri kita.

Kesimpulan

Banyu Pinaruh merupakan runtutan pelaksanaan Hari Raya Saraswati, tetapnya sehari setelah pelaksanaanya hari Raya Saraswati. Selain itu, Banyu Pinaruh juga merupakan proses pengelukata ke sumber mata air, yang bertujuan untuk membersihkan diri secara jasmani maupun rohani. Karena dengan jasmani maupaun rohani yang bersih, apalagi dibarengi dengan Ilmu Pengetahuan diri. Maka manusia akan mampu memilki sikap bijaksana, serta akan mampu lebih mendekatkan kepada Sang Maha Suci. Yaitu Kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa.

Om Shanti-Shanti-Shanti Om

Daftar Pustaka

Scroll to Top