Buda Kliwon Pahang atau Hari Pegatwakan merupakan hari yang jatuh setiap enam bulan sekali. Tepatnya jatuh pada pertemuan Panca Wara (Kliwon), Sapta Wara (Buda) dan Wuku Pahang. Atau segitar 35 hari setelah hari raya Galungan. Selain itu, Buda Kliwon Pahang merupakan rangkain terakhir Hari Raya Galungan, sekaligus sebagai berakhirnya rangkaian hari Raya Galungan.
Berdasarkan perhitungan Kalender Bali, terdapat 6 perayaan Buda Kliwon dalam satu Pawukon. Keenam Buda Kliwon tersebut yaitu Buda Kliwon Sinta, Buda Kliwon Gumbreg, Buda Kliwon Dungulan, Buda Kliwon Pahang, Buda Kliwon Matal, dan Buda Kliwon Ugu.
Buda Kliwon
Dalam Lontar Sundarigama, Buda Kliwon merupakan hari khusu untuk memuja Sang Hyang Ayu, yakni ngastuti Sang Hyang Nirmala Jati. Adapun penjelasan dari Lontar Sundarigama, yaitu sebagai berikut :
Buda Kliwon pasucian Sang Hyang Ayu, kalingania astiti Hyang Mami Nirmala, prakertinia canang yasa wangi-wangi, kembang payas, ring luuring aturu, muang ring sanggar.
Adapun artinya : Buda Kliwon merupakan hari pesucian Sang Hyang Ayu, yakni ngastuti Sang Hyang Nirmala Jati. Bantennya yakni canang sari dan wangi - wangian, serta menghaturkan kembang payas di atas tempat tidur, dan di sanggah.
Setelah kita mengetahui Hari Buda Kliwon, selanjutnya apa sih yang harus kita laksanakan pada saat hari Buda Kliwon?. Berikut penjelasannya
Laksanania angesti kayowananing tri mandala pakenan ia tunggal ayuning sarira kapertama, kaping ruania ayuning sang sanak sarwaning numadi, katigania ayuning praja mandala.
Adapun artinya : Pada Buda kliwon melaksanaan pemujaan untuk keselamatan Tri Mandala. Tujuan yang pertama yakni keselamatan untuk diri sendiri. Yang ke dua, untuk keselamatan sanak keluarga seketurunan. Yang ke tiga, ialah keselamatan Negara.
Sehingga dapat kita simpulkan, hari Buda Kliwon merupakan hari yang sangant baik dan suci untuk melaksanakan Pemujaan terhadap Ista Dewata. Khususnya brabawa Sang Hyang Mahadewa dan Siwa, yang lebih dikenal dengan Sang Hyang Nirwala Jati. Guna mendekatkan diri dan memohon keselamatan untuk diri sendiri, sanak keluarga dan keselamatan Negara.
Buda Kliwon Pahang
Putus bukan berarti berakhir menerapkan Dharma, ataupun kita sebagai manusia kembali melakukan dosa. Hal tersebut merupakan kekeliruan. Seharusnya ajaran pengetahuan Dharma yang kita peroleh pada saat hari Raya Galungan, kita pergunakan atau implementasikan dalam kehidupan sehari - hari. Sehingga kita akan memperoleh ketenangan dan kedamaian di Dunia.
Selai itu, Made Surada menyatakan bahwa penjor Galungan dicabut pada Buda Kliwon Pahang. Hal tersebut menandakan sebagai berakhirnya rangaian Galungan. Serta melakukan pembakaran pada atribut - atribut penjor, seperti bakang - bakang, lamak, sampain dan sebagainya. Abu hasi pembakaran tersebut di masukkan ke dalam bungkak nyuh gading, kemudian ditanam di belakang pelinggih Rong Telu.
Menurut Sudiana, beliau merupakan Dekan Fakultas Dharma Duda IHDI Denpasar. Beliau menyatakan bahwa rangkaian pelaksanaan Galungan Selama satu bulan tujuh hari (42 hari), mengajarkan umat Hindu mengendalikan diri. Agar mampu hidup bersama, melaksanakan pelayanan, pengabdian dan peningkatan kualitas SDM.
Kesimpulan
Buda Kliwon Pahang atau Pegatuwakan berarti diam atau kembali, hal tersebut berarti berakhirnya perayaan Hari Raya Galungan. Jadi pada Buda Kliwom Pahang merupakan akhir perayaan Galungan yang berlangsung selama 42 hari, serta tergolong sebagai Naimitika Yadnya. Berakhir bukan berarti kebebasan untuk melakukan tindakan dosa, tetapi kata berakhir berarti tamat/wisudah. Kita harus menerapkan pelajaran - pelajaran Dharma yang kita peroleh pada Hari Raya Galungan.
Om Shanti-Shanti-Shanti Om