Pelinggih Sedahan Karang
Dalam pekarang rumah terdapat pojok - pojok penting. Salah satu pojok Barat Laut merupakan tempat pendirian Pelinggih Sedahan Karang.

Dalam sasta Asta Bumi, menyebutkan bahwa dalam pekarang rumah terdapat pojok - pojok penting. Jika menyesuaikan berdasarkan arah mata angin, pojok timur laut atau sri raksa merupakan tempat merajan, pojok tenggara atau aji raksa merupakan tempat perpustakaan, pojok barat daya atau nereti merupakan tempat dapur dan pojok barat laut atau waya bia merupakat tempat sumur dan penunggu karang. Sehingap posisi untuk mendirikan penunggu karang berada di pojok barat laut, dan menghadap ke selatan. Sedahan Karang merupakan simbol dari Hyang Durga Manik.

Asta Bhumi

Asta Bumi merupakan salah satu pedoman bagi Masyarakat Hindu Bali dalam membangung pekarangan rumah. Selain menggunakan Konsep Asta Bumi, dalam pembangunan pekarangan rumah juga menggunakan kosep Asta Kosala Kosali. Asta Kosala Kosali menjelasan tentang peraturan - peraturan menggunakan simbol untuk medirikan pelinggih, sedangkan Asta Bumi menjelaskan tentang keselaran hidup antara manusia dan alam, serta menjelasakan tentang aturan luas masing - masing bangunan. Tempat pendirian Sedahang Karang tertuang dalam Konsep Asta Bumi dan posisinya berada di pojok barat laut.

Sedahan Karang
Arah barat laut merupakan lokasi Pelinggih Sedahan Karang

Berdasarkan Perhitungan Asta Bhumi, terdapat pembagian pekarangan rumah. Dalam Asta Bhumi, terdapat 9 bagian - bagiannya di dalam pekarang. Pembagiannya dari kanan kekiri yaitu Utama, Mandya dan Nista. Serta dari atas ke bawah yaitu Utama, Madya, Nista.

Pembagian Pekarangan Rumah
Pembagian Pekarangan berdasarkan Asta Gumi

Berikut ini penjelasan dari ke sembilan kotak tersebut, Posis ke - :

  1. Posisi Utamaning Utama merupakan tempat Sanggah Pemerajan,
  2. Posisi Mandyangin Utama merupakan tempat Bale Dangin
  3. Posisi Nistaning Utama merupakan tempat Lumbung atau Klumpu,
  4. Posisi Madyaning Utama merupakan tempat Bale Daje atau Gedong,
  5. Posisi Madyaning Madya merupakan tempat Halaman Rumah,
  6. Posisi Madyaning Nista merupakan tempatnya Dapur,
  7. Posisi Nistaning Utama merupakan tempat Sedahan Karang,
  8. Posisi Nistaning Madya merupakan tempat Bale Dauh, tempat Tidur,
  9. Posisi Nistaning Nista merupkanan tempat Kamar Mandi, Cucian, tempat Garase, sekaligus sebagai tempat angkul - angkul.

Pembagian Pekarang berdasarkan Asta Ghumi
Pembagian Pekarang berdasarkan Asta Ghumi

Setelah mengetahui posisi Sedahan Karang sesuai dengan Konsep Asta Gumi, berikutnya menentukan letak Sedahan Karang. Penetuan tersebut menggunakan Konsep Asta Kosala Kosali. Perhitungannya menggunakan sepat atau perhitungan tapak kaki ataupun menggunakan jengkal tangan. Adapu perhitungannya sebagai berikut :

  1. Jika Pekarang yang luasnya melebihi 4 are ataupun yang sudah masuh perhitungan sikut satak. Berikut ini merupakan perhitungannya : dari utara menuju kala 7 Tapak, dari sisi barat menuju yama 4 Tapak. 
  2. Jika Pekarang yang kurang dari 4 are. Perhitungannya sebagai berikut : dari utara dan barat cukup 1 tapak.

Pelinggih Sedahan Karang

Hampir setiap pekarang rumah di Bali memiliki pelinggih Sedahan Karang, hal ini sangat erat hubungannya dengan pembagian karang tersebut yang tercantum dalam Konsep Asta Ghumi. Sesuai konsep Asta Ghumi, pendirian Sedahan karang berada di Lokasi Pojok Barat Laut atau di Pojok Waya Biya. Pendirian sedahan karang bertujuan untuk sebagai penjaga penghuni yang terdapat di pekerangan rumah itu sendiri. Serta sebagai stana Beliau sebagai penjaga tanah pekarangan.

Adapun persembahkan kepada mereka yang berstana di Sedahan Karang. Karena Beliau bermanisfestasi sebagai pengempu Gumi, maka persembahannya atau suguhannya adalah tipat dampulan. Selain itu, bisa menambahkan pelengkap berupa laklak tape. Karena beliau dipercayai sebagai Dewanya Para Bhuta, dan menu kesukaannya adalah laklak tape dan lekesan. Maka mempersembahkan persembahan kesukaan beliau terebut pada hari Kajeng Kliwon. 

Syarat Pendirian Sedahan Karang

Berdasarkan Lontar Widi Papicatan dan Lontar Dewa Tatwa, terdapat beberapa syarat yang harus terpenuhi dalam pedirian Pelinggih Sedahan Karang, yaitu sebagai berikut :

  1. Pondamen batu dasarnya tediri dari dua batu bata merah, masing - masing merajah aksara Angkara dan Ongkara,
  2. Sebuah batu bulitan merajah aksara "Ang-Mang-Ung".Berisi akah berupan tiga buat batu, batu merah merajah aksara "Ang", batu putih "Mang", dan batu hitam "Ung", kemudian pembukusnya menggunakan kain putih merajah "Ang-Ung-Mang",
  3. Pada medianya berisi pedagingan, yaitu Panca Datu, Perabot Tukang, Jarum, Harum - Haruman, Buah Pala, Kwangen dengan uang 200. Pedagingan tersebut diletakkan pada Kendi. Pembungkusnya menggunakan kain merah rerajahan padma dengan Panca Aksara. Kemudian diikat benang Tri Datu.
  4. Pada Puncaknya berisi bagia, orti, palakerti, serta bumbung buluh yang berisi tira wangsuh pada Pura.

Jika pelinggih Sedahan Karang tidak memenuhi syarat tersebut, yang melinggih bukanlah Bhatara Kala, tetapi roh - roh gentayangan antara lain Sang Bhutacuil.

Kesimpulan

Berdasarak Konsep Asta Ghumi, dalam pekarang rumah terdapat pojok - pojok penting. Salah satu pojok tersebut, tepatnya yang terletak di pojok Barat Laut merupakan tempat pendirian Pelinggih Sedahan Karang. Pendiriannya juga harus berdasarkan syarat - syarat yang telah tertuang pada Sastra - Sanstra Lontan. Adapun Pelinggih Sedahan Karang berfungsi sebagai penjaga atau pecalang pekarang rumah itu sendiri. Biasanya persembahan yang dihaturkan pada hari tertentu selain menghaturkan banten saiban setiap harinya, juga menghaturkan tipat dampulan, laklak tape, lekesan dan pelengkap lainnya pada hari Kajeng Kliwon. Karena persembahan tersebut merupakan kesukaan Beliau.

Scroll to Top