Penerapan Parisudha dalam Ajaran Tat Twan Asi
Tat Twam Asi mengajarkan kita untuk mampu menghormati orang lain, karena sesungguhkan kita berasa dari satu sumber yang sama yaitu berasa dari Tuhan.

Om Swastyastu. Setiap ajaran Agama, mengajarkan umatnya untuk berbuat baik atau Parisudha, karena penerapan Parisudha akan menuntun kita kepada kebenaran sejati. Karena berbut baik merupakan sebuah kewajiban. Dengan berbuat baik, kita akan memperoleh penghormatan dan pengakuan dari orang lain. Jangankan pengakuan dari orang lain, Tuhan pasti akan menuntun umatnya yang berbuat baik. Apalagi perbuatan baik tersebut bersumber dari kesadaran diri sendiri, bahwa kita semua di dunia ini adalah sama. Seperti halnya nilai dalam ajaran Tat Twam Asi.

 

Tat Twam Asi mengajarkan kita untuk mampu menghormati orang lain, karena sesungguhkan kita berasa dari satu sumber yang sama yaitu berasa dari Tuhan. Meskipun kita semua berbeda, mulai dari kondisi fisik yang berbeda bahkan hingga karaktet kita yang berbeda. Tetapi sesungguhnya kita adalah sama, yaitu bersumber dari Tuhan.

Tat Twan Asi mengajarkan kita untuk mampu menghormati orang lain, karena sesungguhkan kita berasa dari satu sumber yang sama yaitu berasa dari Tuhan. Meskipun kita semua berbeda, mulai dari kondisi fisik yang berbeda bahkan hingga karaktet kita yang berbeda. Tetapi sesungguhnya kita adalah sama, yaitu bersumber dari Tuhan.

Ketika menginginkan kehidupan yang damai, maka harus mampu mewujudkan sikap toleransi. Yaitu dengan cara saling menghormati, saling menghargai, saling memahami dan mampu mengerti akan perbedaan. Karena perbedaan merupakan anugerah yang sangat berharga. Kita semua yang terlahir di dunia ini memiliki perbedaan, hal tersebut juga mengajarkan kita untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain.

Ajaran Tat Twam Asi

Ajaran Tat Twam Asi merupakan bagian dari Tri Kerangka Dasar Agama Hindu, yang merupakan bagian dari ajaran Susila. Susila merupakan tingkah laku yang baik dan muliah, bertujuan untuk membangung hubungan yang selaras dan seimbang atar sesama.

Tat Twam Asi mengandung arti "itu adalah engkan" dan "engkau adalah dia". Kata "itu" bermakna sebagai Brahman yang merupakan sumber kehidupan. Sedangkan kata "engkau" berarti Atma atau jiwa yang menghidupi semua makhluk. Sehingga dapa kita maknai, jiwa atau atma yang bersemayam pada setiap diri manusia berasal dari satu sumber yang sama yaitu Brahman atau Tuhan.

 

Penerapan Parisudha

Parisudha dapat berarti perbuatan baik. Seperti halnya ajaran Tri Kaya Parisudha yang terdiri dari Kayika, Wacika, dan Manahcika. Ajaran tersebut mengajarkan kita untuk selalu berfikir, berbicara dan bertindak baik. Dengan cara kita mengendaliki diri untuk selalu berlaksana baik, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi cara kita bertindak.

Setelah kita mampu sadar untuk selalu berbuat baik, kita juga harus mampu sadar akan perbedaan. Walaupun kita semua berbeda entah itu fisik maupun kemampuan, tetapi sebenarnya kita semua berasal dari satu sumber yang sama yaitu Tuhan. Dengan memiliki kesadaran untuk berbuat baik dan memiliki kesadara bahwa kita semua adalah sama, maka kita akan mampu mengurangi rasa ego, mengurangi rasa ingin menang sendiri dan tentunya mampu menyamakan derajat dengan orang lain. Jika kita berbuat jahan dengan orang lain, itu berarti kita telah berbuat jahat dengan diri sediri.

Salah satu contoh penerapannya yaitu antara guru dan murid. Apa yang terjadi jika seorang guru memiliki rasa ego, mengangap dirinya sebagai centar point, menganggap dirinya selalu benar. Maka ia bisa bertindak seenaknya sendiri untuk memuaskan egonya. Maka tujuan pembelajaran tidak akan pernah terjadi. Tetapi ketika seorang guru menerapkan ajaran Tat Twam Asi, dengan cara mampu memupuk ikatan antara guru dan muridnya ataupun menciptakan keharmonisan antara guru dan murid. Makan transfer ilmu pengetahuan dapat akan mudah tercapai.

Manusia harus mampu saling menghormati antara manusia satu dengan manusia yang lainnya. Kalau diri kita ingin dihormati, maka kita harus menghormati orang lain terlebih dahulu. Jangan pernah merasa orang lain harus menghormati kita, kalau kita memiliki kekayaan, memiliki status sosial tinggi ataupu pendidikan tinggi. Apalgi menganggap diri kita lebih hebat dari orang lain.

Kesimpulan

Dalam menjalani kehidupan, pasti akan pernah merasakan perasaan yang membuat kita kecewa. Entah itu rasa sedih, rasa marah, rasa senang atau perasaan lainnya. Janganlah menggantungkan kebahagian yang berasa dari luar diri sediri, agar kita tidak mengalami kekecewaan. Tetapi bergantunglah kepada diri sendiri, karena kita tidak akan mampu mengontrol kejadian di luar diri. Tetapi kita hanya mampu mengendalikan respon yang akan kita berikan terhadap kejadian tersebut.

Memiliki pemikiran, perkataan dan tindakah yang baik merupakan sebuat keharusan. Karena ketiga hal tesebut berada pada diri kita sendiri. Usahakannya selalu berbuat baik terhadap ketiga hal tersebut. Saat mengalami musihan, usahakannya untuk melihat dari segi positifnya.

Selain menerapkan Tri Kaya Parisudha, kita juga harus mampu menerapkan ajaran Tat Twam Asi. Walaupun kita semua berbeda. Entah itu ras, suku, budaya dan agama. Tetapi sebenarnya kita semua adalah satu, yaitu berasa dari Tuhan. Apabila kita menyakiti orang lain, maka kita juga menyakiti diri sendiri. Selain itu, jangan pernah menganggap diri kita paling hebat dari orang lain, karena hal tersebut hanya akan menumbuhkan rasa ego dalam diri. Secara tidak langgsung akan mempengaruhi cara orang lain merespon kita. Om-Shanti-Shanti-Shanti-Om

 

Scroll to Top