Bhatara Sri Sedana
Sri Sedana merupakan sosok bersatunya dualisme yaitu purusa dan pradana, yang merupakan wujud kemakmuran dan kesejahtraan dari Ida Sang Hyang Widi Wasa. Kedua sosok tersebut yaitu Dewi Sri dan Dewa Sedana yang memberikan taksu kelimpahan rejeki kepada Umat Hindu. Peringatan pelaksanaan hari Sri Sedana / Rambut Sedana yaitu pada Rabu / Budha Wage wuku Klau. Pada hari tersebut, Umat Hindu mengucapkan rasa syukur dan terimakasih kepada Tuhan atas segala pemberiannya. Ucapan terimakasih juga dapat berupa ungkapan syukur atas segala Sabda (perkataan), Bayu (perbuatan), dan Idep (fikiran) yang umat peroleh.Bhatara Sri atau Dewi Sri merupakan lambang dari kemakmuran. Dewi Sri merupakan manifestasi Tuhan yang dapat memberikan kemakmuran dan pemelihara kesuburan tanah. Karena kesuburan tersebutlah yang mengakibatkan tumbuh dan suburnya segala jenis tanaman, sehingga semua makhluk hidup dapat menerima manfaatnya.
Bhatara Sedana atau Dewa Sadhana merupakan Dewa kelimpahan, dewanya uang dan kekayaan. Sedana memiliki akar kata "sa" dan "dhana". Sa yang artinya satu atupun tunggal, sedangkan Dhana artinya harta benda, uang, sumber nafkah, materi, kekayaan dan lainnya. Jadi Sadhana merupakan sumber tunggal dari harta benda atau nafkah itu sendiri.Berdasarkan pembagian pura kahyangan jagat, pemujaan terhapat Ida Bhatara Sri Sedana berada di Pura Goa Raja Besakih.
Peran Artha
Menurt ajaran Agama Hindu, dalam menjalani kehidupan ini memerlukan Harta. Apalagi di zaman kali yuga ini, Artha merupakan kewajiban utama yang harus dimiliki. Seperti halnya ajaran Catur Purusa Artha yang merupakan empat tangga atau tujuan yang haru di lewati. Bagiannya yaitu Dharma, Artha, Kama dan Moksa. Dalam ajaran tersebut ataupun dari berbagia refrensi, mengajarkan kita untuk mengedepankan Dharma ketimbang hal lainnya. Kita harus selalu berbuat baik, berprilaku yang baik dan prilaku positif lainnya.Tetapi pada zaman sekarang, kita tidak hanya harus berbuat baik. Tetapi hal utama harus memiliki Artha. Dalam memperoleh harta harus sesuai dengan ajaran Dharma atau kebenaran. Tidak ada yang melarang untuk mencari ataupun mengumpulkan harta. Malahan merupakan keharusan, tanpa adanya harta kita tidak akan mampu mencukupi segala kebutuhan hidup di Dunia ini. Mencari harta haruslah berlandaskan dengan Dharma. Tidak ada yang salah dalam mencari harta, asalkan mencarinya dengan jalan Dharma. Karena kita juga percaya dengan hukum karma. Setiap kejadiaan yang kita lakukan saat ini dapat memicu buah karma di kemudian hari. Oleh sebab itu, cobalah untuk selalu berbuat ataupun mencari artha dengan jalan dharma. Karena dengan jalan tersebutlah kita akan mampu memperoleh harta yang berlimpah.
Kesimpulan
Tetapi akan berlaku sebaliknya, jika harta memperoleh harta dengan jalan tidak baik. Maka akan memperoleh karma yang tidak baik juga. Oleh sebab itu, berusahan mencari artha dengan jalan kebenaran. Terutama yang sesuai dengan Agama dan sesuai yadnyanya. Selain itu, berusahalah untuk mempergunakan harta tersebut dengan sebaik - baiknya. Terutama bantulah seseorang yang mengalami kesulitan.